Rabu, 04 Maret 2015

TRUE STORY



Tema               : Pengalaman Nyata Penuh Hikmah
Judul tulisan    :  Kekuatan Do’a Membawaku pada Kesembuhan
Penulis             : Yuni Astuti
Aku seorang wanita , yang bisa disebut nenek. Karena umurku yang sudah tidak muda lagi. Di usiaku yang sudah berkepala enam ...aku hidup bersama cucuku dari suami keduaku, tepatnya adalah anak dari anak suami keduaku. Aku ditakdirkan tidak punya anak yang lahir dari rahimku . Aku juga ditakdirkan mengindap penyakit kanker payudara , yang sekarang sebelah kanan payudaraku sudah diamputasi. Aku akan menceritakan kisahku , yang sampai saat ini aku slalu diberi kekuatan, kesehatan lahir batin dan aku mensyukuri semua ini. Bahwa Allah sangat menyayangiku maka Allah mengujiku dengan cobaan yang bertubi – tubi tapi semua itu membuatku semakin kuat dan terus berjalan menembus sang waktu.
Masa mudaku , aku termasuk gadis yang menarik ...banyak laki – laki yang ingin menikahiku. Sampai pada suatu saat  aku bertemu dengan seorang laki – laki yang membuatku terpesona dan kami saling jatuh hati dan menikah. Aku diboyong ke desanya dan kami memulai usaha besi cor . Alhamdulillah usaha yang kami rintis berkembang pesat. Dan akhirnya kami menjadi orang yang lumayan terpandang di desa. Seiring berjalannya waktu , sampai usiaku menginjak kepala empat, aku belum juga menunjukan tanda tanda kehamilan. Mungkin ini menjadi salah satu penyebab suamiku menceraikanku.
Setelah bercerai , aku kembali tinggal di kota Solo, kota kelahiranku . Aku memulai semuanya dari nol lagi . Tapi aku pantang menyerah ...apapun aku lakukan yang penting halal untuk mencukupi kebutuhanku. Aku selalu memohon pada Allah Swt , agar membimbingku dan memberikan hidayah , kesabaran dan keikhlasan.  Akhirnya Allah mempertemukanku dengan sosok laki – laki , dia seorang duda dengan 5 orang anak . Laki – laki ini meminangku dan kami menikah.
Dari pernikahan keduaku ini, kami hidup bahagia di rumah kecil disebuah gang di kampung batik kauman Solo. Kami lewati hari hari dengan mengikuti kajian dari masjid ke masjid . Kami hidup dari uang pensiun , yang tidak bisa digolongkan besar. Tapi aku sangat mensyukuri dengan keadaaan ini . Karena bahagia bagiku adalah sederhana . Hidup bersama orang yang menyayangiku itu salah satu kebahagiaanku.
Di tahun kelima pernikahanku , Allah mengujiku dengan sakit yang sebelumnya tidak pernah terbersit dalam benakku. Aku mendapat ujian yang begitu berat, aku dinyatakan mengindap kanker payudara stadium 3 dan harus diamputasi.
Pengobatan demi pengobatan kujalani dan akhirnya semua berujung dimeja operasi. Aku menjalani operasi pengangkatan kanker yang ada di payudaraku . Dan sejak saat itu , aku menjadi wanita yang hanya punya satu payudara.
Cobaan ini sangat berat kurasakan, tapi dengan motivasi dari saudara dan suami tercinta semuanya kujalani dengan penuh kesabaran. Setelah diamputasi , aku masih harus menjalani kemoterapi sebanyak 6 kali. Terbayang jelas dalam pikiranku berapa besar biaya yang harus kukeluarkan. Aku hampir putus asa, dan hampir menyerah dengan keadaanku . Tapi karena Allah memberikan anugrah berupa keluarga yang selalu mendukung dan menyayangiku, anak – anak yang tidak pernah kulahirkan yang begitu besar memberikan perhatian padaku. Semua itu membuatku harus terus maju , tidak boleh menyerah dengan penyakitku.
Tahap demi tahap kemoterapi kujalani dengan penuh semangat hidup dan keyakinan bahwa Allah akan selalu menuntun hambanya yang sabar. Rambutku mulai rontok, kulitku pecah – pecah , kukuku mulai membiru karena efek dari obat yang disuntikkan ke tubuhku. Rasa mual yang setiap saat kurasakan membuat tubuhku semakin kurus dan kering.  Tapi aku percaya setelah kesedihan pasti akan ada kebahagiaan.
Akhirnya kemoterapi sudah selesai kujalani, tinggal pemulihan . Aku bahagia karena dari cobaan yang kuhadapi, ada hikmah yang bisa aku petik . Bahwa kesungguhan dan tekat yang besar dari diri kita itulah yang akan membawa kita pada pencapaian dari keinginan. Dan Allah pasti akan mengabulkan setiap doa  hambaNYA.




Selasa, 28 Oktober 2014

LombaNulisArtikel_YuniAstuti_MerendaMimpi



MERENDA MIMPI
Oleh: Yuni Astuti

Menulis adalah hobiku sejak kecil. Aku sering buat coretan dikertas bekas, buku, dan akhirnya aku tuangkan dalam buku diary. Bakat menulisku ini adalah turunan dari Bapakku yang juga seorang penulis. Aku sering melihat bapak menulis dan dikirim ke majalah . Dan sudah banyak karya bapak yang dimuat di majalah , maupun surat kabar. Dari sinilah aku punya mimpi ingin mengikuti jejak bapak menjadi penulis.
Aku mulai rajin menulis sejak aku menikah. Karena aku memang sudah bertekat untuk menuliskan perjalanan hidupku sejak aku menyandang gelar istri . Dari pernikahan itu aku dikaruniai dua orang putra .Kutulis semua kisah putraku dari sejak aku melahirkan sampai dengan sekarang.
Terbersit dalam pikiranku, apa yang kutulis tentang putraku ingin sekali kujadikan buku yang nantinya akan kujadikan kado pernikahan mereka . Kado yang benar – benar dari hati dan ditulis dengan hati oleh ibu yang melahirkannya. Karena keinginan itu begitu besar , dan masih banyak kisah mereka yang harus aku tulis.
Untuk memulai karierku di dunia penulisan aku mengikuti komunitas penulis , aku ingin belajar banyak tentang dunia penulis sampai akhirnya nanti aku bisa menerbitka buku soloku. Dan buku hasil karyaku berjajar rapi di toko buku , dengan label best seller. Wow ...mimpi yang besar yang ingin ku wujudkan.
Ya...aku terus merenda mimpi untuk aku ujudkan satu persatu. Awal tahun 2014 tepatnya di bulan Pebruari aku mulai aktif menulis dan mengikuti berbagai even. Salah satu even yang kuikuti adalah Event nulis bareng motivasi penulis judul “ Siapa yang menulis adalah penulis” yang diadakan oleh penerbit Rasibook .
Dan betapa bahagianya saat buku Motivasi Penulis Pemula yang diterbitkan oleh Rasibook , dimana aku menjadi salah satu kontributornya sudah bisa dinikmati oleh para pembaca. Tidak ada kata terlambat untuk memulai merenda mimpi.

            Sebagai penulis pastilah mempunyai buku solo adalah impiannya. Dan bukan sesuatu yang sulit lagi bagi kita untuk mewujudkan mimpi itu. Mari kita berkenalan dengan penerbit Rasibook yang bisa membantu dalam penerbitan buku kunjungi link http://www.rasibook.com/p/tentang-kami.html  
Nah tunggu apa lagi , selalu ada solusi dalam setiap masalah dan pasti ada jalan untuk merenda mimpi terbitkan buku .

Minggu, 26 Oktober 2014

WOW...O...dan LHO



WOW....Ooo...dan LHO
Oleh : Yuni Astuti

Pernikahan merupakan episode baru dalam sebuah kehidupan. Dimana kita akan banyak belajar menyesuaikan , menekan ego, saling mengerti dan mengisi . Karena perbedaan itu pasti dan hal baru akan banyak bermunculan dalam kehidupan berumah tangga.
Suka duka yang telah dilewati dalam masa – masa pendekatan (pacaran) tidak bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan mengarungi kehidupan bersama dalam sebuah pernikahan.
WOW....
Mungkin kalau bisa diungkapkan lewat kata “WOW” akan terucap dari mulut kita disaat malam pertama terlewati. Dan dimana manisnya awal kehidupan pernikahan kita rasakan. Seminggu, sebulan , dua bulan sampai tiga bulan pertama adalah penyatuan dua hati dengan aroma manis dan penuh cinta yang berkobar.
Ooo......
Setelah beberapa bulan berdua dalam kebersamaan , satu persatu kebiasaan pasangan akan mulai terlihat. Hal kecil yang menjadikan kita berkata “Ooo” ....saat melihat pasangan kita meletakkan barang ditempat yang tidak semestinya, disaat kita melihat pasangan menguap sembarangan, disaat kita mendengar dengkuran keras saat tidur, disaat kita melihat kebiasaan memencet pasta gigi yang asal saja...dan masih banyak lagi hal kecil yang sebelumnya tidak kita sadari dan pikirkan.
Tapi..”Ooo” masih dalam batas yang wajar dan bisa diterima oleh hati.
LHO...

Kamis, 02 Oktober 2014

PAMERAN KARTU POS DI JERMAN



Pameran Kartu Pos di museum Seitingen-Oberflacht, Tuttlingen, Baden-Würrtemberg, Jerman
Pemenang lomba kartu pos adalah sebagai berikut:
  • Kategori kartu pos dengan puisi terbaik:
1.      Selsa – Temanggung (Judul: Indonesia)
2.      Rahab Ganendra – Jakarta (Judul: Tanah Merdeka)
3.      Yuni Astuti – Solo (Judul: Indonesiaku)
kartu pos yang terpilih, akan dibacakan dalam festival Indonesia 2016. Bagi yang sudah mengirimkan kartu pos tapi belum beruntung, tunggu balasan kartu pos saya dari Jerman. Semua kartu pos (baik yang menang, yang belum menang, yang segera datang dalam beberapa hari ke depan) yang diterima di Jerman, akan dipasang (papan Fiksiana Community) di pameran kartu pos yang rencananya akan diselenggarakan di Jerman, pada akhir tahun 2014 nanti.

Sabtu, 20 September 2014

SIAPA YANG MENULIS, ADALAH PENULIS



SIAPA YANG MENULIS, ADALAH PENULIS
Oleh : Yuni Astuti

Setiap orang mempunyai kemampuan untuk menulis. Apapun yang ada dalam hidup kita, yang kita lewati dan rasakan, semua bisa menjadi ide kita dalam menulis. Menulis adalah pekerjaan hati, dimana tulisan yang kita buat tentunya akan memasukkan emosi termasuk suasana hati dalam mencurahkannya.
Bukan hal yang sulit untuk menjadi penulis. Karena pada dasarnya orang yang menulis adalah penulis. Sayang sekali kalau apa yang sudah kita lewati terbuang begitu saja. Seperti yang saya lakukan selama ini, hal yang mudah yang bisa saya tulis adalah tumbuh kembang anak – anak saya. Karena menulis tentang anak – anak kita adalah hal yang menyenangkan. Tanpa kita harus mikir, kita tulis saja mulai dari kita melahirkan dan kita ikuti terus perkembanganya. Kita tulis dengan hati dan gak pakai mikir.
“Mudah bukan ?” suatu ide yang sederhana bisa menjadi karya tulis yang indah dan memotivasi. Seorang penulis bisa menjadi apa saja yang kita mau. Seni menulis akan terbentuk dengan sendirinya apabila kita semakin sering menulis. Menulis saja yang ingin kita tulis. Untuk penulis pemula kita tidak perlu takut salah. Dan jadilah penulis saat menulis, jangan  jadi editor saat menulis, . Biarkan tulisan kita mengalir saat kita mulai menulis. Dan apabila kita ingin mengakhiri tulisan kita pada saat itu, biarkan kita menyimpannya sesaat .
Nah...setelah sesaat kita simpan, mari kita buka lagi dan siapkan diri kita untuk menjadi editor. Bacalah dari atas hingga akhir, rasakan nyawa yang ada dalam tulisan kita. Amati mana yang perlu kita tambah atau kita kurangi. Dan bacalah kembali hingga kita merasa yakin kalau pesan dari tulisan kita sudah bisa sampai ke pembaca.
Mulailah dari sekarang, tulislah .... dan terus berkarya. Berbagilah lewat tulisanmu, percayalah bahwa apa yang kamu tulis akan bermanfaat buat para pembaca. Dan kita akan menjadi orang yang paling bahagia, karena kita telah memberikan sesuatu yang bisa merubah hal yang kecil menjadi besar. Karena satu kata yang kita susun menjadi banyak kata itulah yang akan membuat nama kita selalu dikenang. Menjadi seorang penulis adalah profesi yang menyenangkan dan abadi sepanjang masa.
Kapan lagi ? sekarang saatnya sediakan kertas dan bolpen untuk kita siap menulis. Tidak perlu bermodalkan komputer, laptop, dan alat elektronik lainnya yang harus keluar banyak duit. Cukup kertas dan bopenlah modal utama seorang penulis. Gampang dan murah kan?
Mari kita mulai dari sekarang, menulis...menulis dan menulis. O...ya, menulis tak lepas dari membaca karena seorang penulis harus membekali dirinya dengan banyak membaca. Karena dengan membaca inilah kita belajar. Belajar mengenal banyak kata, alur, tokoh dan yang tak kalah pentingnya belajar menjadi pengamat. Dari situlah akan muncul ide – ide baru yang sangat berguna bagi kita penulis.
Terima kasih saat ini anda sedang membaca artikel ini, saya yakin keinginan membaca anda adalah salah satu modal yang sudah ada dalam diri untuk menjadi penulis. Ayolah , jangan tunda ambil kertas dan bolpen. Tuangkan ide yang sudah ada dalam pikiran, jangan biarkan ide itu hilang. Tulislah ...yakinlah bahwa kita pasti bisa .Jangan berfikir bahwa tulisan kita jelek atau tidak percaya diri. Alirkan pikiran positif bahwa tak ada yang sulit untuk menjadi penulis.

Minggu, 07 September 2014

SURGA YANG HILANG


SURGA YANG HILANG
Penduduk di sekitar air terjun Jumog  atau " Grojogan Jumog" , sering menyebutnya dengan “Surga Yang Hilang” . Kenapa? Karena tempat wisata ini , belum lama dibuka untuk umum dan keindahannya sudah terkenal lebih dahulu dari cerita – cerita penduduk setempat.